Tari ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung pada zaman generasi ke-20, sekitar tahun 1899.
“Payan DUAKHA” Merupakan pusaka yang sampai saat ini tersimpan di Gedung Dalom (keraton) Kepaksian Pernong, dahulunya merupakan senjata pusaka Si Anggah-Anggah Hulu Balang Penjaga Gerbang Kerajaan Adat Paksi Pak Skala Brak untuk menjaga Saibatin Kepaksian Pernong, pusaka ini merupakan pemberian Ratu Pesagi kepada Ratu Pernong di Daerah Ujung Tanjung Pesagi.
Dikisahkan bahwa pada waktu itu datang seekor harimau mengamuk dan mengusik ketenteraman penduduk bumi Skala Brak, berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat untuk mengusir harimau tersebut, namun selalu gagal karena ternyata harimau tersebut tidak mempan oleh senjata apapun, Mendengar kejadian tersebut Sultan Kepaksian Pernong pada saat itu Paduka Yang Mulia Peniakan Dalom Beliau H.Hermain Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja, memutuskan untuk turun tangan langsung, Alkisah dengan menggunakan pusaka “payan duakha” terjadilah pertarungan sengit antara Sultan Makmur Dalom Natadiraja dengan harimau yang sedang mengamuk, dan akhirnya harimau tersebut terbunuh oleh senjata pusaka “payan duakha”
Kemengan ini disambut dengan suka cita oleh seluruh masyarakat Sekala Brak dan ternyata setelah diteliti harimau tersebut merupakan seekor harimau betina yang muda belia dalam bahasa Lampung disebut “muli”, maka sejak saat itu “payan duakha” lebih dikenal dengan sebutan “payan semuli”
Sumber Sejarah :
Paduka Yang Mulia Peniakan Dalom Beliau,
Pangeran Drs. Edward Syah Pernong, SH. MH.
Sultan Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi, Sultan Skala Brak yg dipertuan ke-23
Penata Tari : Novan Adi Putra Saliwa
Penata Musik : Yoga Rainhard, Richard Sambera
Penata Busana/Rias : N. Yuliani. M
Stage Manager : Eva Oktarina
Tari ini merupakan pemenang TERBAIK I pada lomba tari kreasi Lampung FESTIVAL KRAKATAU XX tanggal 25 Juni 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar